KPK di dadaku, KPK kebanggaanku, ku yakin hari ini pasti menang. Kobarkan semangatmu, tunjukkan kebersihanmu. Ku yakin hari ini pasti menang..." Yel-yel dengan nada lagu Garuda di Dadaku itu dinyanyikan seorang pria berambut putih dengan tangan mengepal kuat diangkat tinggi-tinggi. Matanya berkaca-kaca dan suaranya serak.
Kemarin, lebih dari 300 orang yang berasal dari berbagai LSM tergabung dalam Solidaritas Putih Mendukung KPK turut menyanyikan lagu itu di halaman gedung KPK Jakarta. Mereka mengiringi `kepergian' dua pimpinan KPK, Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah, yang menjalani pemeriksaan lanjutan di Mabes Polri.
Mereka diperiksa sebagai saksi terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi penyalahgunaan wewenang. Sebelumnya, pada Jumat (11/9), empat pimpinan KPK yakni M Jasin, Bibit Samad, Chandra Hamzah, dan Haryono Umar, diperiksa Mabes Polri selama lebih dari 9 jam.
Selain bernyanyi, massa yang berpakaian serbaputih itu membawa poster dukungan dan mengibarkan bendera Merah Putih. "Kita mendukung KPK, hentikan kriminalisasi kewenangan KPK dan penolakan RUU Pengadilan Tipikor,'' teriak Heri Nugroho peneliti Pusat Studi Hukum dan Kajian Indonesia dalam aksi yang juga dihadiri mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas.
Seorang pria dengan tubuh dicat putih berjalan membawa neraca (timbangan) sebagai simbol penegak keadilan. Di belakangnya, beberapa orang berpegang pada kaki mereka, terseret-seret setiap kali orang yang membawa timbangan itu melangkah. Yang lainnya membagikan pin, poster, dan baju kaus dengan gambar simbol perlawanan `cicak' terhadap `buaya'.
Tiba-tiba sorak-sorai gegap gempita makin nyaring saat empat pimpinan KPK keluar dari gedung KPK. Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah yang berjalan paling depan tersenyum seraya melambaikan tangan kepada massa. Sesekali, Chandra mengacungkan jempol ke arah mereka.
Namun, dia tidak dapat menutupi matanya yang merah berkaca-kaca, terharu menyaksikan dukungan itu.
Semua terdiam saat Bibit memberikan sambutan. "Terima kasih atas dukungannya, ini menunjukkan bangsa masih membutuhkan (KPK), masih ingin bersih dari korupsi." Kata-kata Bibit disambut tepuk tangan dan lambaian bendera Merah Putih. Menurut Bibit, pimpinan KPK menghargai proses hukum. Karena itulah, dirinya dan Chandra mendatangi Bareskrim Mabes Polri untuk pemeriksaan lanjutan kemarin. "Pertanyaannya baru sampai nomor 18, yang lain sudah sampai nomor 40," guraunya.
Akhirnya, Chandra dan Bibit naik ke mobil. Dengan didampingi Kepala Biro Hukum KPK Chaidir Ramli, mereka berangkat ke Mabes Polri.
Sumber: Media Indonesia, 16 September 2009,
http://www.kpk.go.idFoto: Dok. KPK